Pertanyaan:
أحسن الله إليكم
Izin bertanya, Ustadz.
Bagaimana tuntunan takbir muqayyad pada hari-hari Iduladha setelah shalat fardhu?
Terutama jika kita berperan sebagai imam di masjid yang jamaahnya berasal dari kalangan masyarakat umum.
Jawaban:
أحسن الله إليكم وبارك فيكم
Semoga Allah senantiasa memberikan taufiq dan keberkahan bagi antum.
Pertanyaan ini sangat penting karena menyangkut pelaksanaan sunnah muqayyadah (ibadah yang terikat waktu dan kondisi) yang disyariatkan secara berjamaah dan perlu bimbingan yang baik kepada masyarakat.
Takbir muqayyad adalah takbir yang dilafalkan setelah salat fardhu, terikat dengan waktu tertentu, yaitu dari:
Dalilnya berasal dari perbuatan sahabat dan ijma’ ulama, bukan dari nash hadis marfu’ secara eksplisit, tetapi dipraktikkan secara turun-temurun di kalangan ulama mazhab Syafi’i.
Menurut mazhab Syafi’i:
Imam Nawawi rahimahullah menyebutkan dalam al-Majmu’ bahwa bertakbir disunnahkan setelah setiap salat fardhu dari Subuh hari Arafah hingga Ashar hari terakhir dari hari-hari tasyrik.”
Jika antum menjadi imam di tengah masyarakat umum:
📝 Contoh lafaz takbir (diperbolehkan versi manapun yang ma’tsur atau masyhur):
الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر، لا إله إلا الله، والله أكبر، الله أكبر، ولله الحمد
Pertanyaan | Jawaban |
---|---|
Kapan mulai takbir muqayyad? | Setelah salat Subuh 9 Dzulhijjah |
Kapan berakhir? | Setelah Ashar 13 Dzulhijjah |
Siapa yang bertakbir? | Semua Muslim yang tidak wukuf, pria dan wanita |
Kapan dibaca? | Sebelum zikir ba’da salat fardhu |
Apakah wajib? | Tidak, sunnah muakkadah menurut Syafi’iyah |
Boleh dengan pengeras suara? | Boleh, jika tidak mengganggu |
[Sumber: WA Grup MILC – Manarul Ilmi Learning Circle]
Baca juga artikel: Seputar Ta’yin (Penentuan) dan Nazar Hewan Qurban.