Dalil dari Al-Qur’an:
Allah Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنكُمْ
“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah, taatilah Rasul, dan pemimpin dari kalangan kalian.”
(QS. An-Nisa`: 59)
Perintah ini jelas: Setelah taat kepada Allah dan Rasul, kita juga wajib taat kepada pemimpin (ulil amri) selama mereka tidak menyuruh kita bermaksiat.
Hadis Nabi ﷺ:
Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
عَلَى الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ السَّمْعُ وَالطَّاعَةُ فِيمَا أَحَبَّ وَكَرِهَ، إِلَّا أَنْ يُؤْمَرَ بِمَعْصِيَةٍ، فَإِنْ أُمِرَ بِمَعْصِيَةٍ فَلَا سَمْعَ وَلَا طَاعَةَ
“Setiap Muslim wajib mendengar dan taat kepada pemimpin, baik dalam hal yang ia sukai maupun yang ia tidak suka. Tapi jika perintahnya untuk bermaksiat, maka tidak ada kewajiban untuk mendengar dan taat.”
(HR. Bukhari no. 7144 dan Muslim no. 1839)
Apa Kata Para Ulama Salaf?
Kewajiban taat kepada penguasa bukan hanya pendapat segelintir orang. Para ulama besar dari generasi awal (salaf) telah menyepakatinya.
- Al-Imam Ahmad berkata dalam Ushul As-Sunnah: “Wajib untuk taat kepada pemimpin, baik yang saleh maupun yang zalim.”
- Imam Ibnu Abi Hatim menyebutkan bahwa para ulama dari Hijaz, Irak, Syam, Mesir, dan Yaman semuanya sepakat akan hal ini.
- Imam Ath-Thahawi dalam Al-Aqidah Ath-Thahawiyah: “Kami meyakini bahwa menaati penguasa adalah bagian dari ketaatan kepada Allah, selama mereka tidak memerintahkan maksiat.”
- Al-Barbahari dalam Syarh As-Sunnah berkata: “Tidak halal bagi siapapun untuk merasa tidak punya pemimpin, baik pemimpinnya saleh maupun jahat.”
- Ibnu Qudamah dalam Lum’ah Al-I’tiqad: “Termasuk ajaran Islam adalah taat kepada penguasa, selama bukan dalam kemaksiatan.”
Kenapa Ini Penting?
Bayangkan kalau setiap orang bebas tidak taat pada pemimpin. Apa jadinya? Kacau! Tidak ada ketertiban, dan agama pun akan sulit dijalankan dengan baik.
Bahkan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab menjelaskan bahwa kebiasaan menolak taat kepada penguasa adalah tradisi kaum jahiliah sebelum datangnya Islam!
Tapi Kalau Pemimpinnya Menyuruh Maksiat?
Nah, ini ada batasannya. Kita tidak boleh taat jika disuruh bermaksiat. Tapi… bukan berarti kalau pemimpin salah sekali saja, kita boleh langsung lepas tangan selamanya.
Kata Nabi ﷺ:
“Kalau diperintahkan untuk bermaksiat, maka tidak ada ketaatan.”
(HR. Muslim)
Artinya: selama perintahnya bukan maksiat, kita tetap wajib taat.
Gimana Kalau Perintahnya Cuma Soal Dunia?
Misalnya aturan lalu lintas, protokol kesehatan, atau urusan administrasi negara. Itu bukan ibadah langsung, bukan maksiat juga, tapi bagian dari kemaslahatan umum. Maka, tetap wajib ditaati. Karena Islam memerintahkan kita taat selama tidak diminta melanggar syariat.
Kesimpulan:
- Taat kepada penguasa adalah ajaran penting dalam Islam.
- Dalilnya jelas dari Qur’an dan hadis.
- Semua ulama salaf sepakat.
- Ketaatan ada batasnya: tidak untuk maksiat.
- Tapi selain itu, wajib taat, bahkan kalau pemimpinnya bukan orang yang sempurna.
Wallahu a’lam. Semoga Allah memberikan taufik kepada kita semua untuk bersikap lurus dalam urusan ini.
Simak video terkait dengan kewajiban taat kepada pemerintah dari kitab Ushulus Sunnah Imam Ahmad.