Kamis, 08 Mei 2025
Home
Search
Menu
Share
More
atsariyyah pada Fiqh Puasa Zikir dan Doa
18 Mar 2025 16:49 - 4 menit reading

Sembilan Amalan Sunnah Ketika Berpuasa

Ada banyak amalan sunnah yang berhubungan dengan ibadah puasa secara umum. Di sini kami akan menyebutkan sembilan di antaranya, yaitu:

Sunnah Pertama: Makan Sahur.

    Padanya terdapat berkah, menguatkan fisik orang yang berpuasa, dan menyelisihi ahli kitab. Dari Anas bin Malik radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda:

    تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً

    “Makan sahurlah kalian, karena dalam sahur terdapat keberkahan.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

    Disunnahkan sahur dengan  memakan kurma. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

    نِعْمَ سَحُورُ الْمُؤْمِنِ التَّمْرُ

    “Sebaik-baik sahur bagi seorang mukmin adalah kurma.” (HR. Abu Daud)

    Sunnah Kedua: Mengundurkan makan sahur, selama tidak mepet waktu subuh.

      Waktu paling cepat makan sahur adalah pertengahan malam. Sehinggga makan sebelum itu, belum dianggap mengamalkan sunnah makan sahur.

      Dari Zaid bin Tsabit radhiallahu anhu, ia berkata:

      تَسَحَّرْنَا مَعَ النَّبِيِّ ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلَاةِ. قُلْتُ: كَمْ كَانَ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالسَّحُورِ؟ قَالَ: قَدْرُ خَمْسِينَ آيَةً

      “Kami makan sahur bersama Nabi , kemudian beliau bangkit untuk shalat.” Aku bertanya, “Berapa lama jarak antara azan dan sahur?” Beliau menjawab, “Kira-kira (seukuran membaca) lima puluh ayat.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

      Sebagian ulama menganjurkan untuk berhenti makan sekitar 15 menit sebelum azan subuh  sebagai bentuk kehati-hatian.

      Sunnah Ketiga: Menyegerakan berbuka puasa setelah yakin matahari terbenam.

        Dari Sahl bin Sa’ad radhiallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

        لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ

        “Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

        Jika dia belum yakin matahari terbenam, namun baru menduga dengan dugaan besar, maka dia tidak disunahkan menyegerakan buka puasa, namun dibolehkan. Jika dia ragu matahari sudah terbenam atau belum, maka diharamkan baginya untuk menyegerakan berbuka puasa.

        Sunnah Keempat: Makanan yang paling disunnahkan ketika berbuka puasa adalah kurma.

          Disunnahkan memakan 3 biji ruthab (kurma yang sudah berkurang kadar air dan sudah terpisah kulit dengan isinya). Jika seseorang tidak memiliki ruthab, maka bisa dengan 3 biji busr (kurma yang masih banyak kadar airnya dan belum ada bijinya). Apabila busr tidak ada, maka 3 biji tamr (kurma sudah tidak ada kadar airnya dan teksturnya kasar). Kemudian, jika tamr tidak ada, maka dengan air zam-zam. Jika air zam-zam juga tidak ada, maka air selain zam-zam. Yang terakhir, jika semuanya tidak ada, maka dengan hulwu. Jika tidak ada, maka dengan halwa`.  Hulwu adalah semua makanan yang tidak tersentuh api atau tidak dimasak, semisal madu, susu, dan kismis. Sementara halwa` adalah semua makanan yang dimasak atau disentuh oleh api.

          Dari Anas bin Malik radhiallahu anhu, ia berkata:

          كَانَ رَسُولُ اللَّهِ يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّيَ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَتَمَرَاتٌ، فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَمَرَاتٌ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ

          “Rasulullah biasa berbuka dengan beberapa butir kurma basah sebelum salat. Jika tidak ada kurma basah, maka dengan kurma kering. Jika tidak ada juga, beliau minum beberapa teguk air.” (HR. Abu Daud dan al-Tirmizi)

          Sunnah Kelima: Berdoa setelah berbuka puasa.

            Setelah berbuka puasa, disunahkan berdoa:

            ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ

            [ALLAHUMMA LAKA SHUMTU, WABIKA AAMANTU, WA ‘ALA RIZQIKA AFTHARTU. DZAHABAZ ZHAMA’, WABTALLATIL ‘URUQ, WATSABATAL AJRU INSYAALLAHU TA’ALA].

            “Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku bertawakal, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka. Telah hilang rasa haus, urat-urat telah basah, dan pahala telah tetap, insyaAllah.” (HR. Abu Daud)

            Lalu berdoa dengan apa saja yang dikehendaki.

            Sunnah Keenam: Memberi buka puasa kepada orang yang berpuasa.

              Hal ini berdasarkan hadis Zaid bin Khalid al-Juhani secara marfu’:

              مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ، غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

              “Barang siapa yang memberi makan berbuka bagi orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut sedikit pun.” (HR. al-Tirmizi)

              Memberi buka puasa di sini mencakup memberi makan dengan sebutir kurma atau seteguk minuman. Namun yang lebih utama adalah memberi makan malam dengan kadar yang mengenyangkan.

              Sunnah Ketujuh: Mandi junub sebelum subuh.

                Bagi yang junub di malam hari, disunnahkan mandi junub sebelum subuh. Hal itu agar dia bisa memulai puasanya dalam keadaan suci, dan juga untuk menjaga pendapat sebagian ulama yang mewajibkannya.

                Dari Aisyah dan Ummu Salamah radhiallahu ‘anhuma, mereka berkata:

                كَانَ النَّبِيُّ يُدْرِكُهُ الْفَجْرُ وَهُوَ جُنُبٌ مِنْ أَهْلِهِ، ثُمَّ يَغْتَسِلُ وَيَصُومُ

                “Nabi pernah mendapati waktu fajar dalam keadaan junub karena berhubungan dengan istrinya, kemudian beliau mandi dan tetap berpuasa.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

                Sunnah Kedelapan: Mandi setiap malam di bulan Ramadan, agar dia bisa semangat beribadah di malam harinya.

                Sunnah Kesembilan: Banyak bersabar menghadapi gangguan.

                Jika ada seorang yang mencela atau menantangnya, maka hendaknya dia berkata dalam hatinya, seraya mengucapkan dengan lisannya: “Aku berpuasa.” Dia mengulanginya sebanyak tiga kali. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah bersabda:

                إِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ، وَلَا يَصْخَبْ، فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ، فَلْيَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ“Jika salah seorang di antara kalian sedang berpuasa, maka janganlah berkata kotor dan jangan berteriak-teriak. Jika ada orang yang mencaci atau mengajak bertengkar, maka hendaklah ia mengatakan, ‘Aku sedang berpuasa’.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

                Simak video penjelasan Sunnah-Sunnah Puasa, dan artikel tentang Keutamaan Puasa Ramadhan.