Jumat, 09 Mei 2025
Home
Search
Menu
Share
More
Arvan pada Sirah dan Kisah
3 Mei 2025 19:33 - 3 menit reading

Zulkaidah dan Sejarah Umrah Nabi ﷺ: Hikmah Umrah Hudaibiyah

Bulan Zulkaidah (ذو القعدة) memiliki tempat tersendiri dalam sejarah Islam. Meski sering terlupakan, bulan ini menjadi saksi salah satu peristiwa penting dalam perjalanan dakwah Rasulullah ﷺ — Perjanjian Hudaibiyah dan Umrah Nabi yang tertunda namun penuh hikmah.

Mari kita telusuri keutamaan Zulkaidah dan pelajaran besar dari Umrah Hudaibiyah, yang memberi dampak besar terhadap masa depan Islam.

📌 Umrah Nabi Selalu di Bulan Zulkaidah

Dalam riwayat sahih, Rasulullah ﷺ melakukan empat kali umrah, dan semuanya terjadi di bulan Zulkaidah — termasuk umrah yang tertunda di tahun Hudaibiyah.

اعْتَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ أَرْبَعَ عُمَرٍ كُلُّهُنَّ فِي ذِي الْقَعْدَةِ
“Rasulullah ﷺ melakukan empat umrah, semuanya pada bulan Zulkaidah.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Mengapa bulan ini dipilih Nabi ﷺ untuk umrah? Karena Zulkaidah termasuk bulan haram, di mana kaum Arab Quraisy pun menghormatinya dan menghindari peperangan di dalamnya. Momentum ini digunakan Nabi untuk menyampaikan dakwah dengan pendekatan damai dan strategis.

⚖️ Sejarah Umrah Hudaibiyah: Tertahan Tapi Tidak Gagal

Pada tahun ke-6 Hijriah, Rasulullah ﷺ bersama sekitar 1.400 sahabat berniat menunaikan umrah ke Makkah. Mereka keluar dalam kondisi damai, tanpa persenjataan perang, hanya membawa pedang di sarungnya sebagai perlindungan pribadi.

Namun, Quraisy Makkah menghalangi masuknya kaum Muslimin, dan ketegangan pun memuncak. Lalu, terjadilah Perjanjian Hudaibiyah, yang tampaknya berat sebelah dan merugikan kaum Muslimin secara kasat mata.

📜 Isi Pokok Perjanjian Hudaibiyah

  1. Rasulullah dan sahabat tidak jadi umrah tahun itu, tapi diperbolehkan umrah tahun depan.
  2. Gencatan senjata selama 10 tahun antara Muslim dan Quraisy.
  3. Siapa pun yang ingin bergabung ke pihak Rasulullah atau Quraisy, diperbolehkan.
  4. Jika ada orang Quraisy masuk Islam dan ke Madinah, harus dikembalikan. Namun jika sebaliknya, tidak berlaku.

Sahabat Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu merasa berat menerima perjanjian ini, namun Rasulullah ﷺ menenangkan mereka dengan wahyu dan janji Allah:

إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُّبِينًا
“Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata.”
(QS. Al-Fath: 1)

🌟 Hikmah Besar dari Umrah Hudaibiyah

Meski tidak langsung menunaikan umrah saat itu, perjanjian ini justru membuka pintu dakwah secara luas. Inilah beberapa hikmah pentingnya:

1. Islam Menyebar Lebih Cepat

Masa damai selama dua tahun membuat Islam menyebar lebih cepat ke berbagai kabilah. Jumlah kaum Muslimin bertambah drastis.

2. Tertundanya Ibadah Tidak Selalu Merugikan

Allah mengganti umrah yang tertunda dengan pahala niat dan kemenangan besar. Ini menunjukkan bahwa niat tulus tetap bernilai, meski belum terlaksana.

3. Strategi Dakwah Melalui Perdamaian

Rasulullah ﷺ memberi contoh bahwa kemenangan tidak selalu lewat senjata, tapi bisa melalui diplomasi dan kesabaran.

🔁 Umrah Qadha Setahun Kemudian

Sesuai perjanjian, Nabi ﷺ kembali ke Makkah pada tahun ke-7 Hijriah untuk melaksanakan Umrah Qadha, juga di bulan Zulkaidah. Beliau masuk dengan damai, melaksanakan thawaf dan sa’i, lalu meninggalkan kota Makkah setelah tiga hari, sebagaimana disepakati.

Ini membuktikan bahwa janji Allah pasti terjadi — meskipun tertunda, ia datang dengan cara yang lebih mulia dan penuh kemenangan.

✍️ Penutup: Zulkaidah Bukan Bulan Biasa

Bulan Zulkaidah bukan hanya bulan istirahat menjelang haji. Ia merupakan bulan strategi, bulan damai, dan bulan ibadah. Nabi ﷺ memilihnya sebagai momentum umrah, bahkan ketika dihalangi, beliau tetap menanam hikmah dan dakwah.

Mari kita hidupkan semangat Zulkaidah dengan niat yang lurus, amal yang konsisten, dan hikmah dalam setiap langkah dakwah.

Ikuti video penjelasan terkait Umrah dan Haji Rasulullah ﷺ.

Baca juga artikel terkait: Perang Bani Nadhir dalam kategori: Sirah dan Kisah